Minggu, 24 Juni 2012

EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL


PENDAHULUAN

Memasuki era globalisasi yang merupakan internalisasi seluruh aspek dalam suatu negara tidak terkecuali, pemerintah harus tanggap terhadap masalah yang akan terjadi. Salah satu yang akan disingung dalam makalah ini adalah globalisasi ekonomi. Ketika suatu negara mengambil keputusan untuk memasuki dunia internasional dan tidak mengasingkan diri dari negara lain, negara itu harus mampu untuk mengikuti perkembangan yang ada dengan beradaptasi dengan sistem-sistem yang baru dan bisa diterapkan dalam hubungannya dengan negara lain. Dengan kata lain akan terjadi perubahan yang mencolok dalam semua aspek yang ada. Tidak terkecuali dalam aspek ekonomi,jika suatu negara tersebut memasuki era globalisasi tidak bisa dipungkiri bahwa suatu negara harus masuk dalam “perdagangan bebas” dan secara otomatis harus bisa bersaing dengan negara lain.
Kemampuan suatu negara dalam mengintegrasikan sistem ekonominya dengan globalisasi memaksa negara itu untuk merubah sistem ekonomi yag ada dan meningkatkan stabilitas ekonominya. Kebijakan baru akan dibuat dan diterapkan dengan tujuan memasuki era globalisasi ini. Dalam megatur semua kebijakan tersebut tidak terlepas dari dukungan dari aspek politik yang ada. Dalam hal ini pemerintah sebagai pemberi kebijakan harus bisa mengetahui keadaan negaranya sendiri. Sebuah kebijakan umunya digunakan dan bertujuan untuk mensejahterakan rakyatnya. Dengan peran pemerintah sebagai pemberi kebijakan, diharapkan bisa untuk mensejahterakan bangsa dan rakyatnya dan bisa meningkatkan perekonomian negara.
Dalam merumuskan suatu kebijakan, pemerintah tidak akan merubah secara keseluruhan kebijakan yang diterapkan namun akan lebih disempurnakan dengan kebijakan yang baru. Dengan kata lain pemerintah akan mengambil kebijakan yang berjalan dengan baik dan merubah kebijakan yang sulit atau tidak bisa dijalankan dengan sempurna. Jadi bisa dikatakan secara keseluruhan semua kebijakan yang ada tidak pernah dihapuskan keseluruhan. Untuk itu di dalam makalah ini akan disampaikan pengaruh dari suatu kebijakan dalam memasuki era globalisasi.
Rumusan masalah
  1. Apa sebenarnya globalisasi itu
  2. Ekonomi politik internasional
  3. Dampak globalisasi ekonomi

GLOBALSISASI

Beberapa dekade ini banyak dibicarakan tentang globalisasi, banyak kalangan-kalangan yang sering membicarakan dan mendiskusikan apa itu globalisasi. Baik dari kalangan ekonom, politikus, ahli filsafat,dan masih banyak kalangan yang terus menerus membicarakan seputar globalisasi. Globalisasi secara sederhana dapat diartikan sebagai dunia tanpa batas (borderless).
“Globalisasi”, sebagaimana yang ditulis oleh Anthony Giddens (1990), adalah intensifikasi relasi-relasi sosial mendunia yang menghubungkan lokalitas yang berjauhan sedemikian rupa, sehingga peristiwa-peristiwa lokal dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di tempat yang jauh dan begitupun sebaliknya (Globailzation is the Intensivication of world-wide social relations Which link distant localities in such a way that local happenings are shaped by events occuring many miles away and vice versa).
Secara lebih lengkap the Group of Lisbon dalam Limits to Competition mendefinisikan globalisasi sebagai berikut (Carunia Firdausy, 2000:9): “Globalization refers to the multiplicity of linkages and interconnections between the states and societies which make up the present world system. . It describes the process by which events, decisions, and activities in one part of the world come to have significant consequences for individuals and communities in quite distant parts of the globe. Globalization has two distinct phenomena: scope (or stretching) and intensity (or deepening). On the one hand it defines a set of processes which embrace most of the globe or which operate world wide; the concept therefore has spatial connotation. On the other hand, it also implies on intensification in the levels of interactions, interconnectedness or interdependence between the states and societies which constitute the world communities. Accordingly, alongside the stretching goes a deepening of global processes.... Far from being abstract concept, globalization articulates one of the more familiar features of modern existence.... Of course, globalization does not mean that the world is homogeneous. Globalization is highly uneven in its scope and highly differentiated in its consequences.”
Definisi di atas menyimpulkan bahwa globalisasi merupakan sebuah proses keterlibatan dan ketergantungan yang intensif antara negara-negara dan masyarakatnya dalam berbagai kegiatan kehidupan tanpa batas dalam kegiatan ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Namun dengan adanya globalisasi tidak berarti suatu negara kehilangan kedaulatannya.
Beberapa pendapat tentang globalisasi mengatakan bahwa globalisasi bukan merupakan suatu proses yang baru dalam sejarah manusia. Sejak dahulu ketika manusia melakukan perjalanan dagang ke negara lain, proses globalisasi tersebut mulai tercipta tanpa disadari. Perluasan jangkauan perdagangan dan produksi terutama melalui meningkatnya perkembangan teknologi menyebabkan proses globalisasi tersebut semakin cepat dan memaksa negara-negara untuk berusaha mengikuti arus globalisasi tersebut.
Proses globalisasi adalah proses integrasi baik pasar domestik, regiona maupun internasional yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : (Halwani, 2005 : 194)
  1. Komunikasi dan tranportasi yang semakin canggih
  2. Lalu lintas devisa yang makin bebas
  3. Ekononomi negara yang makin terbuka
  4. Penggunaan secara keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif tiap-tiap negara
  5. Metode produksi dan perakitan dengan organisasi yang makin efisien
  6. Semakin pesatnya perkembangan  perusahaan multinasional (MNC) di hampir segala penjuru dunia
  
EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL

Sebenarnya istilah Ekonomi Politik masih merupakan istilah yang rancu atau ambigu, tidak ada penjelasan yang pasti tentang apa itu ekonomi politik sebenarnya. Adam Smith dan ekonom klasik menggunakannya untuk mengartikan apa yang sekarang disebut ilmu ekonomi. Baru-baru ini, sejumlah pakar seperti Garu Becker, Anthony Downs dan Bruno Frey mendefinisikan ekonomi politik sebagai aplikasi metodologi formal ekonomi yang disebut model aktor rasional, untuk semua tipe perilaku manusia. Pakar lain menggunakan istilah ekonomi politik ini dengan pengertian penggunaan teori ekonomi khusus untuk menjelaskan perilaku sosial, permainan, tindakan kolektif dan teori Marxist. Sedangkan pakar lainnya memakai istilah ekonomi politik untuk merujuk pada masalah yang dihasilkan oleh interaksi kegiatan ekonomi dan politik. Gilpin mengistilahkan ekonomi politik untuk mengindikasikan serangkaian masalah yang dikaji dengan campuran yang lengkap metode analitik dan perspektif teoritis. Sedangkan fokus interaksi itu adalah aktivitas manusia antara negara dan pasar.
Kaitan antara ekonomi dengan politik sangat jelas jika kita menggunakan konsep negara dan pasar. Negara menyangkut politik dan pasar menyangkut ekonomi sebagai sesuatu yang terpisah dalam dunia modern, namun tak bisa dipisahkan secara total. Negara mempengaruhi hasil dari aktivitas pasar dengan menentukan karakter dan distribusi hak-hak properti serta aturan yang menguasai perilaku ekonomi. Banyak orang yang yakin bahwa negara dapat dan bisa mempengaruhi kekuatan pasar. Oleh karena itu secara signifikan mempengaruhi kegiatan ekonomi. Pasar itu sendiri adalah sumber kekuasaan yang mempengaruhi keputusan politik.
Negara merupakan realisasi dari tindakan dan keputusan kolektif. Negara sering diartikan lembaga-lembaga politik negara bangsa modern, kawasan geografis dengan hubungan yang relatif koheren sistem pemerintah. Negara bangsa itu sendiri merupakan sebuah lembaga legal dengan ruang lingkup jelas teritorial dan penduduk serta pemerintah yang mampu memikul kedaulatan. Namun demikian kita juga perlu mempertimbangkan secara lebih luas pengertian “negara” dengan sesuatu yang kolektif dan perilaku politik yang terjadi pada banyak tingkat. Seperti halnya pada kasus seperti adanya organisasi negara bangsa, pilihan dan kebijakan yang diambil mempengaruhi anggota dari oganisasi tersebut sampai ke enduduk negara anggota sehingga bisa dikatakan sebagai negara.
Sementara itu pasar merupakan realisasi tindakan dan keputusan individu. Pasar biasanya diartikan lembaga-lembaga ekonomi kapitalisme modern. Pasar merupakan lingkungan tindakan manusia yang didominasi oleh kepentingan individu dan dikondisikan oleh kekuatan kompetisi. Kekuatan pasar memotivasi dan mengkondisikan perilaku manusia. Individu didorong oleh kepentingan pribadi untuk memproduksi dan mensuplai barang dan jasa yang langka atau mengupayakan tawar menawar produk atau pekerjaan bergaji tinggi. Mereka didorong oleh kekuatan kompetisi pasar untuk membuat produk lebih baik, lebih murah atau lebih menarik.
Eksistensi paralel antara negara (politik) dan pasar (ekonomi) menciptakan ketegangan fundamental yang memberikan ciri pada ekonomi politik. Negara dan pasar tidak selalu konflik namun mereka tumpang tindih sehingga ketegangan fundamentalnya tampak. Pengertian Menurut Balaam, ekonomi politik adalah disiplin intelektual yang menyelidiki hubungan yang tinggi antara ekonomi dan politik. Ekonomi politik internasional adalah kelanjutan dari penyelidikan di tingkat internasional. Ekonomi politik jelas bukan hanya cara mempelajari atau memahami karena pada saat ini aktualitas ekonomi politik semakin kuat karena pada kenyataannya kehidupan ekonomi tak bisa dipisahkan dari kehidupan politik. Demikian pula sebaliknya, keputusan politik banyak yang berlatar belakang kepentingan ekonomi. Fenomena itu sangat kuat baik di negara maju maupun negara berkembang.


DAMPAK GLOBALISASI EKONOMI

            Globalisasi bukan hanya menggempur pelaku ekonomi di negara sedang berkembang. Globalisasi mampu mengendalikan demokrasi bahkan bertindak lebih jauh dengan mendikte  apa yang harus dilakukan pemenang pemilu yang diselenggarakan secara demokratis sekalipun.  Di pasar global Indonesia tidak menghadapi persaingan biasa yang hanya menggantungkan diri pada mekanisme pasar, tetapi Indonesia menghadapi kekuatan yang terpola. Kekuatan ini bisa berbentuk TNCs, MNCs, pemerintahan negara kaya, lembaga dunia seperti IMF, Word Bank dan WTO. Indonesia saat ini berada dalam jebakan “perang modern” yang dimulai dari krisis moneter 1997/1998. (Deliarnov, 2006).
Dampak utama yang muncul akibal globalisasi ekonomi adalah  bagaimana mengatur ekonomi global itu. Pasar global  yang terlepas dari konteks sosialnya sulit sekali diatur sekalipun  taruhlah ada kerja sama yang efektif antara pihak yang berwenang mengatur ekonomi dan kepentingan mereka sejalan. Kesulitan utama adalah bagaimana menyusun pola kebijakan nasonal dan internasional yang efektif dan terintegrasi guna menghadapi kekuatan-kekuatan pasar global. Ketergantungan sistematik antara  negara dan pasar sama sekali tidak harus berarti akan  tercipta secara otomatis integrasi harmonis  yang memberikan manfaat pada konsumen dunia, karena pasar global benar-benar bebas dan efisien dalam membagikan sumber dan daya produksinya.
Dampak utama kedua adalah pelaku ekonomi yang banyak berperan dalam model ekonomi global ini adalah perusahaan besar MNC (multi national corporation)   dan akan berubah menjadi TNC (trans national corporation). TNC bercirikan murni modal yang bebas mengalir kemana saja (footloose investment) juga industri yang gampang pindah lokasi (footloose industry) tanpa kedudukan nasional, dengan pengelolaan manajemen internasional, dan bersedia beroperasi dimana saja untuk mencari laba sebesar-besarnya. Di sektor keuangan  hal ini dapat dicapai dengan mudah, cukup dengan menekan tombol komputer  maka lalu lintas modal akan berpindah ke belahan dunia manapun tanpa terpengaruh campur tangan kebijakan moneter nasional sedikitpun.
Dalam perusahaan yang bergerak di sektor industri  primer, TNC akan mencari sumber daya alam, memproduksi dan memasarkan  barang di tingkat dunia sejauh strategi dan peluang  menguntungkannya. TNC tidak lagi berbasis di satu negara saja (seperti halnya MNC) akan tetapi melayani seluruh penjuru dunia. TNC juga tidak dapat dihambat dan dikendalikan oleh kebijakan negara manapun kecuali oleh kepentingannya sendiri (maksimalisasi laba). TNC memang merupakan wujud ekonomi global murni.
Dampak ketiga adalah melemahnya posisi tawar politik dan ekonomi serikat buruh. Pasar global dan TNC  cenderung disertai pasar tenaga kerja dunia yang terbuka pula. Namun operasi pasar tenaga kerja dunia bukan dalam bentuk lalu lintas tenaga kerjadari satu negara ke negara lain, tetapi dalam bentuk arus modal yang bergerak memilih lokasi-lokasi yangh terbaik dari sisi upah buruh dan pasokan tenaga kerja.   Kecenderungan modal bergerak dengan bebas dari satu negara ke negara lain (footloose investment), sementara angkatan kerja tetap berada di negara masing-masing, akan menguntungkan negara maju  yang memiliki angkatan kerja paling siap  meskipun biaya overhead dan jaminan sosial tinggi dilihat dari kompetensi keterampilan dan motivasi kerja. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.
            Dampak globalisasi yang terakhir  dan tidak dapat terelakan adalah bahwa dalam sistem politik internasional muncul  pusat-pusat kekuatan baru. Negara yang selama ini memegang  kekuasaan hegemoni di dunia tidak dapat lagi memaksakan tujuan kebijakannya sendiri, baik di dalam wilayahnya maupun di tempat lain,sementara lembaga lain (swasta maupun pemerintah) yang selama ini lemah  sekarang akan lebih  kuat. Berbagai lembaga, dari lembaga sukarela internasional hingga perusahaan TNC, menikmati kekuasaan yang lebih besar  sementara wibawa pemerintah nasional makin turun. Lembaga-lembaga ini dengan menggunakan pasar global dan media global, memperoleh legitimasi  dari konsumen dan warga lintas batas.
Dampak negatif dari globalisasi di bidang ekonomi yaitu perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.selain itu, Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran.Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.

DAFTAR PUSTAKA

·         Robert Gilpin, “The Political Ekonomi of International Relations”, NJ: Princeton University Press, 1987, hal. 8
·         David N Balaam and Michael Veseth, Introduction to International Political Economy. New Jersey: Prentice Hall, 1997, hal. 4.
·         Diktat Mata Kuliah Sistem Ekonomi Indonesia, FISIP Universitas Indonesia, Depok 2007                            
·         Syafruddin Azhar, “Pasar Bebas dan Globalisasi“

Tidak ada komentar:

Posting Komentar