Apa Yang Dimaksud Dengan Globalisasi?
[1] Rekaman
Video Osama bin Laden: Realitas Globalisasi
Sebuah pertanyaan singkat ‘Adakah yang dimaksud dengan globalisasi?’
mungkin akan menghasilkan perdebatan panjang antara mereka yang menjawab ‘ya’
dan mereka yang menjawab ‘tidak,’ masing-masing dengan argumen yang mendukung
jawaban tersebut. Kuliah ini berangkat dari asumsi bahwa globalisasi merupakan
sebuah realitas kontemporer. Beredarnya rekaman video Osama bin Laden segera
setalah serangan 11 September 2001, misalnya, adalah salah satu bentuk nyata
globalisasi. Rekaman video tersebut menggambarkan bagaimana Osama bin Laden,
yang digambarkan sebagai representasi dari fundamentalisme dan hidup jauh dari
hiruk pikuk dunia modern, ternyata menampilkan berbagai aspek modern yang kita
miliki, nikmati ataupun alami saat ini: teknologi, produk dan jaringan global.
[2] Apakah
yang dimaksud dengan globalisasi?
- Makna
Berbagai definisi tentang
globalisasi bisa ditemukan di berbagai tulisan tentang globalisasi. Tetapi, berbagai definisi
tersebut pada dasarnya melihat globalisasi sebagai sebuah proses ke arah globalitas, yakni ‚... a social condition characterized by the existence of global
economic, political, cultural, and environmental interconnections and flows
that make many of the currently existing borders and boundaries irrelevant’ (Steger, 2003, p. 7)
- Karakteristik
Sebagai
sebuah rangkaian proses sosial globalisasi bisa dikenali melalui tiga
karakteristik yang berbeda. Pembedaan ini sebenarnya lebih
berkaitan dengan kebutuhan analisis daripada sebagai refleksi dari realitas
globalisasi, karena ketiga karakteristik tersebut mungkin sangat terkait satu
sama lain.
a. Penciptaan dan penggandaan
Berbagai aspek kehidupan,
seperti produk, gaya hidup ataupun praktek-praktek politik saat ini cenderung
tidak lagi dibatasi oleh kaidah-kaidah atau batasan-batasan geografis ataupun
kultural. Globalisasi bisa muncul dalam bentuk penggandaan praktek ataupun
produk yang telah ada sebelumnya, tetapi bisa juga muncul dari hal-hal yang
baru. Berbagai produk, seperti McDonald, Coca Cola atau Jean’s misalnya, saat
ini tersedia di seluruh belahan bumi dan bisa dinikmati oleh hampir semua orang
di seluruh dunia. Pada saat yang sama, demokrasi telah berkembang menjadi
sebuah praktek politik yang diidealkan.
b. Perluasan dan pemekaran hubungan sosial, aktivitas dan
saling-ketergantungan
Globalisasi juga ditandai
dengan perluasan dan pemekaran dalam artian spatial dan temporal. Semua
kegiatan, hubungan dan proses berlangsung pada saat yang bersamaan dalam skala
global dan berlangsung selama 24 jam. Perluasan dan pemekaran temporan dan
spatial ini terlihat misalnya dengan operasi kegiatan finansial global, chain stores, kelompok teroris ataupun
gerakan-gerakan sipil global.
c. Intensifikasi dan akselerasi
Proses intensifikasi dan
akselerasi terjadi dalam kaitannya dengan pertukaran data dan informasi maupun
dalam kaitannya dengan hubungan sosial. Dalam kaitan ini, Anthony Giddens
melihat globalisasi pada dasarnya adalah lokalisasi. Jika selama ini lokal dan
global dipahami sebagai dua kutub ekstrim dari sebuah kontinuum, globalisasi
menjadikan lokal dan global sekaligus sebagai awal dan akhir.
Global Lokal
Kontinuum lokal – global
Lokal/global
Siklus global dan lokal
d. Kesadaran manusia
Globalisasi juga ditandai
dengan karakter yang berupa kesadaran manusia sebagai bagian dari globalitas.
Manusia menjadi semakin sadar terhadap proses yang berlangsung ini. Sebagai
bagian dari rangkaian proses ke arah globalitas, kesadaran ini merupakan aspek
non material atau non obyektif. Proses ini berlangsung baik pada tingkat
individual maupun pada tingkat kolektif, seperti negara.
- Infrastruktur global
Semua karakteristik
globalisasi di atas hanya mungkin berkembang dengan dukungan infratsruktur yang
tepat. Infrastruktur dalam artian ini meliputi infratruktur material,
organisational dan ideologis.
Infrastruktur material
terutama menyangkut teknologi informasi dan komunikasi, yang semakin maju dan
semakin tersedia bagi semakin banyak orang. Infrastruktur morganisasi mengacu
pada institusi-institusi yang mengendalikan dunia. Dalam artian ini Bank Dunia,
IMF, WTO, PBB adalah bentuk-bentuk infrastruktur organisasi. Infrastruktur
ideologis mengacu pada norma-norma, sikap-sikap atau perspektif yang
memungkinkan manusia bersifat adaptif dan receptif terhadap globalisasi.
Pendidikan ataupun sosialiasi yang menggambarkan global sebagai sesuatu yang
baik, lebih baik atau menguntungkan, misalnya, menjadi faktor penting bagi
berkembangnya globalisasi.
[3] Perdebatan tentang globalisasi
Memahami globalisasi sebagai sebuah realitas tidak
berarti hilangnya ketidak-sepakatan. Di antara mereka yang mengambil posisi
eksistensial (melihat globalisasi sebagai sebuah realitas) juga terdapat
perbedaan-perbedaan. Seperti para lima ilmuwan buta yang mencoba
mengidentifikasi binatang yang bernama gajah. Terlepas dari keyakinan mereka
bahwa gajah itu ada, mereka tidak berhasil mendiskripsikan gajah secara
sempurna atau utuh. Oleh karenanya, pertanyaan mengapa atau apa yang menjadikan
orang melihat globalisasi secara berbeda menjadi sangat relevan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar