Sabtu, 09 Juni 2012

ALIRAN RATEX


ALIRAN RATEX
Ajaran Keynes telah gagal dalam memecahkan masalah ekonomi pada tahun 70-an dan 80-an, dan muncul aliran Ratex yang masih menggunakan premis dari kubu Keynesian yaitu perlunya campur tangan pemerintah, penerapan kebijakan fine-tunning, dan pengaruh ekspektasi terhadap konsumsi masyarakat. Pakar-pakar aliran ratex berpendapat bahwa tidak ada hubungan antara output, employment, dan inflasi sehingga kebijakan fiskal maupun moneter tidak akan berfungsi. Aliran Ratex percaya bahwa kesempatan kerja penuh hanya terjadi karena adanya kesalahan dalam memperkirakan masalah ekonomi masa datang yang tidak sistematis dan persisten. Dengan keadaan seperti itu keseimbangan perekonomian masih stabil dan pelaksanaan kebijakan akan membuat perekonomian itu sendiri terganggu.
Hipotesis Keynes tentang fungsi konsumsi C = f (Y) ditolak karena konsumsi tidak hanya ditentukan oleh pendapatan sekarang atau masa lalu namun juga dipengaruhi oleh perkiraan masa datang. Aliran Ratex lebih mengutamakan ekpektasi rasional atau Rational Expectation sebagai model mereka. Bagi kaum Ratex kegiatan memprediksi masa depan sia-sia karena prediksi tidak bisa tepat. Aliran Ratex, monetaris dan aliran sisi penawaran mempunyai kemiripan yaitu teori dikembangkan dengan pandangan klasik yang bersifat non-interventionis dan penggunaan kebijakan secara konservatif. Salah satunya bahwa perlu adanya kebijakan ekspansi moneter yang konstan untuk mengendalikan inflasi. Pakar aliran ratex percaya bahwatidak banyak yang dapat dilakukan pemerintah untuk memperbaiki suatu keadaan, sebab stiap orang telah melakukan yang terbaik bagi dirinya masing-masing. Hal tersebut mencipatakan preposisi kebijakan pemerintah yang tidak efektif (policy ineffective preposistion).

TOKOH-TOKOH RATEX
            Tokoh-tokoh Ratex cukup banyak antara lain :

  • Robert Lucas dari University of Chicago
  • Thomas Sargeant
  • Neill Wallace dari University of Minnesota
  • Roberto Barro dari University of Rochester
  • Leonard Rapping
  • Edward Prescott
  • David Begg
  • Steven Sheffrin
  • John Muth

Tokoh-tokoh tersebut hanya sebagian dari pakar aliran Ratex, tokoh utama aliran ini adalah Robert Lucas. Namun yang pertama menegembangkan teory ini adalah John Muth dalam tulisannya “Rational Expectations and The Theory of Price Movement”. Teori dari John Muth kemudian dikembangkan oleh Robert Lucas dan Leonard Rapping tahun 1969. Contoh tulisan tokoh-tokoh Ratex :
  • Thomas Sargeant dan Neil Wallace, “Rational Expectation and the Theory of Economic Policy” (1976)
  • Robert Lucas, “Studies in Bussines Cycle Theory” (1981)
  • Steven Sheffrin, “The Rational Expectation” (1983)
  • David Begg, “The Rational Expectation Revolution in Macro-economics” (1983)

UNSUR EKSPEKTASI DALAM PEREKONOMIAN
            Sekitar tahun 1970-an kebijakan-kebijakan yang diambil tidak berhasil karena tidak memperhatikan ekspektasi yang sebenarnyamemegang perana yang penting dalam aktivitas ekonomi. Robert Lucas dan Leonard Rapping mendukung sifat netral uang dan ketidak efektifan kebijakan pemerintah. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah umumnya sudah dapat dipketahui oleh masyarakat pengaruhnya terhadap kehidupan. Melalui berbagai sarana informasi dan perkembangan teknologi penyusunan ekspektasi akan lebih mudah dengan analisis-analisis yang berkembang. Informasi yang diperoleh akan dipakai untuk mengantisipasi setiap perubahan kebijakan pemerintah.
            Setiap langkah dalam pengambilan kebijakan akan sangat menentukan keberhasilan, namun perlu antisipasi dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah yang diambil hanya akan efektif sekali dua kali saja dan hal itu bisa menjadi acuan dalam penyusunan ekspektasi. Kesalahan yang mungkin timbul tidak akan sisitematis namun secara acak dan tidak mengganggu kestabilsn perekonomian.

IMPLIKASI KEBIJAKSANAAN
            Penggunaan “jurus-jurus rahasia” oleh pemerintah yang terlalu sering malah akan merusak kredibilitas pemerintah di mata masyarakat. Dan hal seperti itu hanya cocok diterapkan di negara yang lebih transparan kebijaksanaan ekonominya. Oleh karena itu dijalankannya kebijaksanaan yang kurang baik dan berbelit-belit akan menimbulkan pengaruh yang bertentangan dengan maksud semula. Sedangkan kebijaksanaan akan tumpul jika kebijaksanaan tercebut sudah bisa diantisipasi dengan tepat oleh para pelaku ekonomi. Kaum Ratex percaya bahwa teoriatau kebijaksanaan apapun yang dikeluarkan untuk menghadapi masalah ekonomi tidak pernah komplit dan kebijaksanaan yang bermacam-macam akan dibalikkan oleh para pelaku ekonomi.
            Adanya faktor lag akan mempengaruhi jalannya kebijaksanaan pemerintah dan seringkali kebijaksanaan yang dikeluarkan terlambat. Pelaksanaan kebijaksanaan yang terlambat tersebut tidak akan memecahkan masalah tetapi malah akan memperburuk keadaan. Kubu Ratex menganjurkan agar pemerintah tidak terlalu ringan tangan mengeluarkan kebijakan seperti itu seperti kebijakan fine-tunning. Sebaiknya kebijakan yang diambil sudah diketahui oleh masyarakat cara kerjanya dan dilakukan secara transparan agar masyarakat mau berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi.

PRO DAN KONTRA
Dalam tulisannya “Some International Evidence on Output-Inflation Trade-offs” (1973), Robert Lucas menjelaskan hubungan antara jumlah uang dengan siklus ekonomi dan perubahan yang dapat diantisipasi akan menimbulkan inflasi. Para pakar ekonomi mereaksi pendapat Lucas tersebuty dan melakukan studi empiris. Dengan pendapat Lucas tersebut para pakar ada yang mendukung dan ada yang meragukan pendapatnya. Dalam berbagai penelitian dapat dikatakan bahwa preposisi Lucas (menjelaskan perubahan stok uang yang tidak terantisipasi saja yang dapat mempengaruhi output) lemah pembuktian empirisnya.
Sehingga pembuktian teori tersebut masih memerluka penelitian yang lebih dalam, para pakar Ratex menggunakan pendekatan keseimbangan umum untuk membangun teori makro berdasarkan teori mikro. Namun teori Lucas dan teori Ratex masih menimbulkan kontoversial dalm pembuktiannya. Michael C. Lovel dalam “Tests of The Rational Expectation Hyphothesis” (1986) menyatakan bahwa setiap orang dapat membuat kesalahan secara sistematis misalnya pada tingkat penjuaan perusahaan perorangan, beberapa optimis dan beberapa cenderung pesimis dan hal tersebut berlangsung lama. Hal ini membuktikan bahwa ada kesalahan secara sisitematis dalam aktivitas ekonomi berjangka waktu panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar