ALIRAN RATEX
Ajaran Keynes telah gagal
dalam memecahkan masalah ekonomi pada tahun 70-an dan 80-an, dan muncul aliran Ratex
yang masih menggunakan premis dari kubu Keynesian yaitu perlunya campur tangan
pemerintah, penerapan kebijakan fine-tunning, dan pengaruh ekspektasi
terhadap konsumsi masyarakat. Pakar-pakar aliran ratex berpendapat bahwa tidak
ada hubungan antara output, employment, dan inflasi
sehingga kebijakan fiskal maupun moneter tidak akan berfungsi. Aliran Ratex
percaya bahwa kesempatan kerja penuh hanya terjadi karena adanya kesalahan
dalam memperkirakan masalah ekonomi masa datang yang tidak sistematis dan persisten.
Dengan keadaan seperti itu keseimbangan perekonomian masih stabil dan
pelaksanaan kebijakan akan membuat perekonomian itu sendiri terganggu.
Hipotesis Keynes tentang
fungsi konsumsi C = f (Y) ditolak karena konsumsi tidak hanya ditentukan oleh
pendapatan sekarang atau masa lalu namun juga dipengaruhi oleh perkiraan masa
datang. Aliran Ratex lebih mengutamakan ekpektasi rasional atau Rational Expectation
sebagai model mereka. Bagi kaum Ratex kegiatan memprediksi masa depan sia-sia
karena prediksi tidak bisa tepat. Aliran Ratex, monetaris dan aliran sisi
penawaran mempunyai kemiripan yaitu teori dikembangkan dengan pandangan klasik
yang bersifat non-interventionis dan penggunaan kebijakan secara konservatif.
Salah satunya bahwa perlu adanya kebijakan ekspansi moneter yang konstan untuk
mengendalikan inflasi. Pakar aliran ratex percaya bahwatidak banyak yang dapat
dilakukan pemerintah untuk memperbaiki suatu keadaan, sebab stiap orang telah
melakukan yang terbaik bagi dirinya masing-masing. Hal tersebut mencipatakan
preposisi kebijakan pemerintah yang tidak efektif (policy ineffective
preposistion).
TOKOH-TOKOH RATEX
Tokoh-tokoh
Ratex cukup banyak antara lain :
- Robert Lucas dari University of Chicago
- Thomas Sargeant
- Neill Wallace dari University of Minnesota
- Roberto Barro dari University of Rochester
- Leonard Rapping
- Edward Prescott
- David Begg
- Steven Sheffrin
- John Muth
Tokoh-tokoh tersebut hanya sebagian dari pakar
aliran Ratex, tokoh utama aliran ini adalah Robert Lucas. Namun yang pertama
menegembangkan teory ini adalah John Muth dalam tulisannya “Rational
Expectations and The Theory of Price Movement”. Teori dari John Muth
kemudian dikembangkan oleh Robert Lucas dan Leonard Rapping tahun 1969. Contoh
tulisan tokoh-tokoh Ratex :
- Thomas Sargeant dan Neil Wallace, “Rational Expectation and the Theory of Economic Policy” (1976)
- Robert Lucas, “Studies in Bussines Cycle Theory” (1981)
- Steven Sheffrin, “The Rational Expectation” (1983)
- David Begg, “The Rational Expectation Revolution in Macro-economics” (1983)
UNSUR EKSPEKTASI DALAM PEREKONOMIAN
Sekitar
tahun 1970-an kebijakan-kebijakan yang diambil tidak berhasil karena tidak
memperhatikan ekspektasi yang sebenarnyamemegang perana yang penting dalam
aktivitas ekonomi. Robert Lucas dan Leonard Rapping mendukung sifat netral uang
dan ketidak efektifan kebijakan pemerintah. Kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah umumnya sudah dapat dipketahui oleh masyarakat
pengaruhnya terhadap kehidupan. Melalui berbagai sarana informasi dan
perkembangan teknologi penyusunan ekspektasi akan lebih mudah dengan
analisis-analisis yang berkembang. Informasi yang diperoleh akan dipakai untuk
mengantisipasi setiap perubahan kebijakan pemerintah.
Setiap
langkah dalam pengambilan kebijakan akan sangat menentukan keberhasilan, namun
perlu antisipasi dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah yang diambil hanya akan
efektif sekali dua kali saja dan hal itu bisa menjadi acuan dalam penyusunan ekspektasi.
Kesalahan yang mungkin timbul tidak akan sisitematis namun secara acak dan
tidak mengganggu kestabilsn perekonomian.
IMPLIKASI KEBIJAKSANAAN
Penggunaan
“jurus-jurus rahasia” oleh pemerintah yang terlalu sering malah akan
merusak kredibilitas pemerintah di mata masyarakat. Dan hal seperti itu hanya
cocok diterapkan di negara yang lebih transparan kebijaksanaan ekonominya. Oleh
karena itu dijalankannya kebijaksanaan yang kurang baik dan berbelit-belit akan
menimbulkan pengaruh yang bertentangan dengan maksud semula. Sedangkan
kebijaksanaan akan tumpul jika kebijaksanaan tercebut sudah bisa diantisipasi
dengan tepat oleh para pelaku ekonomi. Kaum Ratex percaya bahwa teoriatau
kebijaksanaan apapun yang dikeluarkan untuk menghadapi masalah ekonomi tidak
pernah komplit dan kebijaksanaan yang bermacam-macam akan dibalikkan oleh para
pelaku ekonomi.
Adanya
faktor lag akan mempengaruhi jalannya kebijaksanaan pemerintah dan
seringkali kebijaksanaan yang dikeluarkan terlambat. Pelaksanaan kebijaksanaan
yang terlambat tersebut tidak akan memecahkan masalah tetapi malah akan
memperburuk keadaan. Kubu Ratex menganjurkan agar pemerintah tidak terlalu
ringan tangan mengeluarkan kebijakan seperti itu seperti kebijakan
fine-tunning. Sebaiknya kebijakan yang diambil sudah diketahui oleh masyarakat
cara kerjanya dan dilakukan secara transparan agar masyarakat mau
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi.
PRO DAN KONTRA
Dalam tulisannya “Some
International Evidence on Output-Inflation Trade-offs” (1973), Robert Lucas menjelaskan hubungan
antara jumlah uang dengan siklus ekonomi dan perubahan yang dapat diantisipasi
akan menimbulkan inflasi. Para pakar ekonomi mereaksi pendapat Lucas tersebuty
dan melakukan studi empiris. Dengan pendapat Lucas tersebut para pakar ada yang
mendukung dan ada yang meragukan pendapatnya. Dalam berbagai penelitian dapat
dikatakan bahwa preposisi Lucas (menjelaskan perubahan stok uang yang tidak
terantisipasi saja yang dapat mempengaruhi output) lemah pembuktian empirisnya.
Sehingga pembuktian teori
tersebut masih memerluka penelitian yang lebih dalam, para pakar Ratex
menggunakan pendekatan keseimbangan umum untuk membangun teori makro berdasarkan
teori mikro. Namun teori Lucas dan teori Ratex masih menimbulkan kontoversial
dalm pembuktiannya. Michael C. Lovel dalam “Tests of The Rational
Expectation Hyphothesis” (1986) menyatakan bahwa setiap orang dapat membuat
kesalahan secara sistematis misalnya pada tingkat penjuaan perusahaan
perorangan, beberapa optimis dan beberapa cenderung pesimis dan hal tersebut berlangsung
lama. Hal ini membuktikan bahwa ada kesalahan secara sisitematis dalam
aktivitas ekonomi berjangka waktu panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar